Senin, 19 Maret 2018

Muhasabah

Muraqabah Dan Muhasabah Pengertian Muhasabah Dan Muraqabah Pengertian Muraqabah Contoh Maqam Musyarathah Pdf Makalah Mushabah Al Quran
Muhasabah beserta dalilnya

         Assalamu'alaikum sahabat muslim...
Apakah kalian pernah mendengar kata muhasabah? mungkin kata ini terdengar asing bagi kita yang baru tau. Apasih muhasabah itu? Yuk kita simak baik-baik!

   Muhasabah berasal dari bahasa Arab yang berarti mengoreksi, memperhitungkan, atau bisa diartikan sebagai tanggung jawab. Sementara itu Ian Richard Netton mendefinisikan bahwa muhasabah adalah menghitung, tata buku, dan dalam teologi atau tasawuf disebut dengan istilah pemeriksaan kesadaran. Adapun Al-Ghazali mendefinisikan muhasabah sebagai mengoreksi diri dan memikirkan apa yang telah diperbuat di masa lalu dan yang akan diperbuat di masa yang akan datang.

      Sudah sepantasnya dalam beramal kita harus bermuhasabah, apakah amalan yang kita lakukan itu sudah benar ataukah tercampuri dengan hal yang lain? Muhasabah merupakan introspeksi diri sendiri setelah ia beramal, tentang kesalahan-kesalahan kita, dosa-dosa apa saja yang telah kita perbuat. Sedangkan muraqabah adalah merasa jiwa selalu diawasi oleh Allah. Ketika seorang hamba merasa diawasi oleh Allah, maka orang tersebut akan selalu bertakwa dimanapun ia berada.
Allah Ta’ala berfirman:

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ
“(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dengan (hari) itu. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya.” (QS. Ali-Imran: 30)

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (apahal). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (QS. Al-Anbiyaa’: 47)

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan diletakkan kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terahdap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya”, dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.”  (QS. Al-Kahfi: 49)

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ ( 6 ) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ( 7 ) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ( 8)
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."  (QS. Az-Zilzaal: 6-8)

       Ayat-ayat ini menunjukkan masalah yang sangat penting yaitu berhubungan dengan hisab di hari kiamat kelak. Orang yang menggunakan akalnya dia akan berpikir bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dia di hari kiamat kelak kecuali dengan melakukan muhasabah diri sendiri dulu di dunia ini.

Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab radhiyallaahu ‘anhu:

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab kelak pada hari kiamat”.
Ketika kita mengetahui kesalahan-kesalahan kita, hisablah diri kita dan segera bertaubatlah kepada Allah selagi masih di dunia.  Siapa yang menghisab dirinya sendiri mengingat kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa di dunia, maka kelak dia akan diringankan hisabnya di hari kiamat, dan barangsiapa yang lalai menghisab dirinya di dunia, barangkali ia akan menyesal yang berkepanjangan di hari kiamat kelak. Orang yang menghisab dirinya maka ia akan sibuk dengan dosa-dosa dirinya sendiri. Maka dari itu, orang yang berakal ia tidak memikirkan dosa-dosa orang lain. Setiap jiwa akan ditanya dosanya sendiri masing-masing. Semenjak kita bangun tidur hingga kita akan tidur kembali. Dosa-dosa apa saja yang kita perbuat, kemudian segera beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Hisablah sebelum ajal menjemput kita dan penyesalan akan datang jika kita tidak menghisab apa saja amalan yang telah kita perbuat.

       Ketika mereka mengetahui bahwasanya tidak ada yang meyelamatkan dia di hari kiamat  kecuali ketaatan. Dan Allah ta’ala memerintahkan mereka untuk bersabar di atas ketaatan dan melakukan murabathah. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS. Ali-Imran: 200)

       Demikian pula jiwapun harus dijaga tapal batasnya, karena setan akan selalu menjaga di tapal batas tersebut. Oleh karena itu, kita harus bersabar di dalam ketaatan. Menyabarkan diri kita untuk tetap berada di atas ketaatan dan menyabarkan diri ketika meninggalkan kemaksiatan sehingga itulah yang disebut dengan murabathah.

      Kemudian ia segera melakukan ribath (murabathah) untuk dirinya sendiri  yaitu dengan melakukan 6 tingkatan yaitu:
  1. Musyarathah
  2. Muraqabah
  3. Muhasabah
  4. Mu’aqabah
  5. Mujahadah
  6. Mu’atabah
Tingkatan pertama, Al-Musyarathah.
      Berasal dari kata syaaratha-yusyaarithu, artinya saling memberikan syarat.Ketahuilah, seorang pedagang dia akan meminta bantuan kepada mitranya untuk melakukan perdagangan, tujuannya untuk mendapatkan keuntungan, dia akan memberikan syarat-syarat, dan dia akan selalu mengawasi. Demikian pula akal pun butuh kepada mitra, dan mitra itu adalah  jiwa kita. Akal pun memberikan tugas-tugas,  memberikan syarat-syarat, kepada jalan kebaikan, dan akal pun tidak boleh lalai untuk mengawasinya. Sebagaimana di dalam bisnis perdagangan, apabila mitra melakukan khianat maka ia akan merugi. Maka supaya kita tidak dikhianati dengan mitra-mitra kita, caranya yaitu dengan memberikan syarat-syarat yang jelas di atas kertas yang tegas sehingga diapun tidak macam-macam. Setelah itu kita awasi gerak-geriknya, dan berbagai macam tindak tanduknya supaya tidak merugikan usaha kita. Itulah kehidupan dunia perbisnisan.

       Kitapun sedang berbisnis yaitu bisnis yang tidak akan merugi ia adalah bisnis akhirat, bisnis ini keuntungannya adalah surga. Di dalam dunia perdagangan butuh kepada partner agar usaha yang kita jalankan sukses. Ibarat akal adalah pedagang, maka jiwa dan hati kita adalah mitra kita.  Akal harus bermitra kepada jiwa. Akalpun harus memberikan syarat-syarat dan memberikan sanksi. Apabila partner berkhianat, kita tidak aman karena bisa rugi. Kita meminta agar si partner selalu melaksanakan tugasnya dan mengawasinya dengan baik. Perdagangan ini keuntungannya adalah Surga Firdaus yang paling tinggi. Kalau perbisnisan dunia keuntungannya adalah uang. Namun perbisnisan di akhirat keuntungannya adalah surga. Pengawasan kita yang paling ketat adalah kepada partner kita yaitu jiwa kita.

      Orang  yang mempunyai kesungguhan terhadap akhirat kewajibannya adalah tidak melalaikan jiwa dan selalu mengawasi jiwa kita. Bersungguh-sungguhlah dalam menuju  kehidupan akhirat tersebut. Bersungguh-sungguh  dalam melakukan ketaatan, bersungguh-sungguh dalam mengawasi jiwa kita. Berusaha untuk memperketat gerakan-gerakan kita dan pikiran-pikiran kita.

Ibnul Qoyyim berkata: 
"Bahwa asal dari kebaikan itu dari pikiran, dan asal dari keburukan itu berasal dari pikiran pula."

       Ketika seseorang berpikir keburukan, maka akan menimbulkan niat-niat yangg buruk, dan kebalikannya apabila kita berpikir kebaikan, maka akan muncul niat-niat yang baik dan ingin beramal yang baik-baik.

 Terima kasih semoga bermanfaat bagi yang membaca...
Wassalamu'alaikum...

Sholat Taubat


Mengapa Harus Bertaubat?

Assalamu'alaikum kawan...

Apakah kalian sudah bertaubat? kalo belum cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat kawan. Nah disini saya akan menjelaskan makna taubat serta tata    cara mengerjakan sholat taubat. Ingin tau lebih banyak yuk kita lihat dibawah    ini!.

A.     Makna bertaubat

 Sholat taubat merupakan salah satu sholat sunah yang dilakukan sebagai bentuk pertaubatan kita kepada Allah SWT. Adapun sholat taubat itu sendiri sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan sholat taubat nasuha hanya saja ada tambahan kata nasuha. Taubatan nasuha adalah taubat yang sesungguhnya, yakni taubat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa lagi, kemudian diikuti dengan perasaan menyesal secara mendalam atas perbuatan dosanya tersebut, kemudian melakukan perbuatan baik sebagai “penebus” atas dosa yang dilakukan.
Sholat taubat nasuha ini dilakukan oleh seorang muslim yang telah mengakui kesalahan-kesalahannya kepada Allah, dosa yang dimaksudkan disini adalah dosa besar sehingga seoarang muslim tersebut harus melakukan sholat taubat nasuha untuk memohon ampunan kepada Allah kemudian ia harus berjanji bahwa ia tidak akan melakukannya lagi setelah sholat tersebut dilakukan.
Adapun kesalahan yang dikategorikan sebagai dosa besar tersebut antara lain: berzina, syirik, membunuh, durhaka kepada orang tua, musrik, memakan harta anak yatim atau piatu, korupsi dan masih ada lagi.Tentunya dengan dikategorikannya dosa-dosa besar ini supaya kita umat muslim senantiasa berhati-hati dan juga menyadari ketika telah melakukan dosa tersebut agar cepat bertaubat yaitu dengan melakukan sholat taubat nasuha.
Sholat taubat ini dilakukan sebanyak 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat. Kita dianjurkan untuk melakukan sholat taubat ini pada malam hari, lebih baik jika setelah sholat Isya sehingga sholat taubat akan lebih khusyuk ketika dilakukan dalam keadaan tenang.
Namun jika kita ingin segera melakukannya tidak apa-apa jika dilaksanakan pada pagi, siang atau pun sore jadi tidak ada ketentuan harus malam hari. Karena taubat itu semakin cepat dilakukan maka akan semakin baik. Dengan catatan kita juga harus tahu kapan kita tidak diperbolehkan untuk melakukan sholat sunnah. 
B.     Waktu yang Dilarang untuk Mengerjakan Sholat Sunnah

Berikut ini waktu yang dilarang untuk melakukan sholat sunah:
1.      Pada saat terbit fajar kedua sampai terbit matahari
2.      Dari terbit matahari sampai matahari naik sepenggalah
3.      Pada saat matahari persis di tengah-tengah sampai condong
4.      Dari sholat ashar sampai tenggelam matahari
5.      Pada saat matahari tenggelam hingga matahari tenggelam sempurna
Dari informasi di atas dapat diambil kesimpulan waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat sunah adalah sebagai berikut:
1.      Pukul 06.00 – 07.00 WIB
2.      Pukul11.30 – 12.00 WIB (Zhuhur)
3.      Pukul 17.30 – 18.00 WIB (Maghrib


C.     Tata Cara Sholat Taubat Nasuha
Berikut ini tata cara sholat sunah taubat nasuha:
1.  Membaca niat
“USHALLI SUNNATAT TAUBATI RAK’ATAINI LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ”.
Artinya: “Aku Niat Shalat Sunah Taubat dua Raka’at karena Alloh Ta’ala, Alloh Maha Besar ”.
2.  Membaca surat Al- fatihah
Setelah membaca niat, lanjutkan dengan takbir dan kemudian membaca surat Al-fatihah.
3.  Membaca surat pendek

Kemudian baca surat pendek setelah selesai membaca surat Al-fatihah. Pada rekaat pertama dianjurkan membaca surat al-kafiruun, dan pada rekaat kedua membaca surat al-Ikhlas.
4.                 Salam
Pengerjaannya sama seperti sholat pada umumnya, yaitu ada i’tidal, ruku’, dan sujud dan salam. Setelah selesai melakukan sholat taubat nasuha pastikan duduk dengan tenang, kemudian berdzikir dengan membaca tahlil. Tahmid, dan istigfar. Pastikan untuk memperbanyak bacaan istighfar sebagai bentuk permohonan ampun kita kepada Allah.

Setelah selesai berdzikir dan beristigfar dan mengakui segala dosa-dosa kita, maka lanjutkanlah dengan membaca doa taubat nasuha, doa taubat nasuha disini bebas, bebas dalam arti kita diperkenankan untuk menggunakan bahasa indonesia atau bahasa yang lainnya.
Yang jelas isi dari doa yang ingin kita panjatkan tersebut adalah doa permohonan ampun kita kepada Allah SWT bahwasanya kita benar-benar mengakui kesalahan kita dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi esok hari.


Alloohumma anta robbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii, wa-ana ‘abduka wa-ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu, a’uudzubika minsyarri maa shona’tu, abuu-ulaka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bidzambii, faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, semampuku kupenuhi janjiku kepada-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat, aku berserah diri kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku dan aku berserah diri kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.

Di samping itu setelah sholat taubat nasuha kita laksanakan hendaknya kita mulai merubah diri, baik dari sikap maupun sifat kita dari yang buruk menjadi yang baik, memperbaiki ibadah kita lagi, dan memperdalam ilmu agama sebagai bekal kita ke akhirat nanti.
Pada dasarnya Allah itu Maha Pengampun Maha Pemurah, sebanyak apapun dosa yang telah kita lakukan pasti akan diampuni oleh-Nya. Namun jangan sampai kita lengah dan sombong sehingga kita tidak mau menyadari kesalahan kita dan tidak sesegera mungkin bertaubat.
Sebab kita tidak akan pernah tahu kapan tutup usia kita, belum tentu kita mati pada usia tua, belum tentu kita ada kesempatan kedua. Allah sendiri telah menjanjikan kepada mereka yang mau bertaubat yaitu ampunan-Nya, surga, dan pahala yang baik untuknya.
Oleh sebab itu, manfaatkan waktu yang masih ada ini untuk segera bertaubat kepada Allah menyadari kesalahan kita dan memperbaikinya. Semoga rahmat Allah senantiasa bersama kita. Aamiin ya robbal’alamiin.
Demikian artikel ini dibuat semoga dapat menjadi manfaat bagi kita semua.
Wassalamu'alaikum...